Orang-orang
yang mengikuti perjalanan ruhani menuju Allah (Ahli Suluk atau Ahli Thariqat)
terbagi menjadi dua golongan.
Ciri-cirinya
:
Mereka
mematuhi ajaran al-Qur’an dan mematuhi amalan dan peraturan yang dicontohkan
dari perilaku dan kata-kata Nabi Muharnmad Saw.
Mereka
mengikuti panduan tersebut dalam perkataan, dalam bertindak, dalam pemikiran
dan dalam perasaan mereka.
Mereka
mengikuti maksud di dalam hati atau intisari yang tersirat dan yang
terpendam dalam ajaran Islam.
Mereka
sangat paham dan tidak mengikuti begitu saja ajaran-ajaran Islam.
Mereka
mematuhi ajaran Islam sepenuhnya, menghayati dan menikmati manisnya ajaran dan
prinsip agama.
Mereka
melakukan ibadah bukan karena paksaan, tetapi mereka merasa nikmatmelakukannya. Inilah jalan mistik
(keruhanian) yang mereka patuhi.
Mereka
adalah kaum pencinta Allah yang sebenarnya.
Ada
sebagian dari mereka yang dijanjikan dengan surga tanpa dihisab terlebih dahulu
di hari Pengadilan. Ada sebagian merasakan sedikit azab di Hari Pembalasan,
kemudian dimasukkan ke surga. Ada pula yang terpaksa merasakan azab neraka
untuk sekian lama guna membersihkan dosa-dosa mereka sebelum dimasukkan ke
surga. Tetapi tidak ada yang berada selama-lamanya dalam neraka itu. Yang kekal
dalam neraka ialah orang-orang kafir dan orang-orang munafik.
Yangkedua, ialah kaum yang sesat atau kaum Sufi yang palsu yang terdiri dari
berbagai golongan. Mereka ini adalah kaum yang sesat di zaman ini.
Banyak
golongan orang-orang yang sesat yang mengaku sufi (palsu) antara lain:
1. Golongan Hululiyyah:
Ciri-cirinya
:
Mereka
berpendapat adalah halal melihat badan orang yang bukan mahram, yang
menggiurkan nafsu, dan paras yang cantik yang bisa mendorong kepada zina, baik
lelaki atau perempuan, siapa pun baik anak atau isteri orang.
Mereka
berbaur antara lelaki dan perempuan dan menari bersama-sama. Hal ini jelas
sekali berlawanan dengan ajaran dan prinsip Islam.
2.
Golongan Haliyyah:
Ciri-cirinya
:
Mereka
ini gemar menyanyi, menari, memekik, menjerit dan menepuk tangan. Konon, dalam
keadaan demikian mereka dapat mengatasi dan melampaui hukum-hukum syari’at
Islam.
Tidak
perlu lagi bersyari’at karena telah melampaui peringkat syari’at. Hal ini jelas
sesat karena Nabi Muhammad Saw. sendiri pun mengikuti syari’at, walaupun ia
kekasih Allah Swt.
3.
Golongan Auliaiyyah:
Ciri-cirinya
:
Mereka
ini mendakwakan diri dekat dengan Allah. Dengan kata lain telah mencapai
peringkat Aulia Allah. Apabila telah jadi Waliullah tidak perlu lagi shalat, puasa, haji, dan beribadah lainnya.
Mereka
berpendapat bahwa seseorang Wali menjadi anak Allah dan dengan itu mereka lebih
tinggi derajatnya dari Nabi. Mereka mengatakan bahwa ilmu atau wahyu sampai
kepada Nabi melalui malaikat Jibril, tetapi Waliyullah menerima ilham atau hikmah
langsung dari Allah. Itulah dakwaan mereka. Pendapat mereka ini adalah silap
atau salah dan sesat yang akan membawa mereka kepada kebinasaan dan akan
menjerumuskan mereka ke lembah bid’ah dan kafir.
4.
Golongan Syamuraniyyah: